Sabtu, 31 Januari 2009

Ecoist

Ecoist - The Fashionable and Eco Friendly Bag

eco-bag.jpgSince we were really into this green and eco-fashion, I would like to add another green and eco products that I found several years ago on the web. I accidentally found this website few years back, when I was browsing of some unique products for my fashion article. I purchased one of their clutch through my friend in States, and had save their link on my database. Few days ago, when I was cleaning my bags collections, I remembered that I haven't reviewed about this bag. So, I was browsing around on their website, collecting some information, and became quite amazed by how they improved their products and put their creativities to the highest level by creating more eco products.

This Ecoist was founded in 2004 and since then, they have created unique gifts and fashion accessories for the eco-minded individual. The first objective is to merge design with social and environmental consciousness to provide stylish, functional, and durable products that people will love to own. All of their products are made of recycled, organic, or earth - friendly materials, and are manufactured through their network of fair trade partnerships around the world. Now, don't get it wrong. Green and eco-fashion doesn't mean trashy style. They do understand that style comes first. They want people to buy their products cause they look good on them, not because they are on a mission to save the Earth, though to me, what they do were really saving the Earth. For example, you could see the beautiful and stylish bags picture below. These bags were made from 100% repurposed candy wrappers, food packages, and soda lables by fair trade workers on Mexico. They come in different sizes and different styles. eco-bag3.jpg Or this pull tab handbags below. They were made from 100 % post-consumer recycled aluminum tabs and were handmade in Brazil by women’s Cooperatives. They also come in different sizes and different styles. eco-bag21.jpg Another choices are these silver bags that are so elegant and glamour. You can wear them anytime and anywhere. Pair them with silver belt or silver stilettoes and you'll look elegant instantly. They could be worn as a party and clubbing bag too. eco-bag-41.jpg Or maybe you want something different and unique? These bags are kiss of the death for you who love something unique and or movie lovers. Those one-of-a-kind handbags are made from repurposed movie billboards. In collaboration with Modulab, Ecoist collects outdoor movie billboards that were headed for a landfill. Sturdy, durable, and waterproof. You might find a handbag made from your favorite movies. eco-bag-5.jpg No, this is not finished yet. You'll still be able to find many other bags, clutch, camera pouch, yoga bag, shoulder bag, and many others, made of confetti, newspaper, candy wrapper, soda packages, soda labels, barcodes, movie billboards, pull tabs, and many others in different colours, sizes, and styles. Isn't that great? They create wonderful stuff while saving our Earth on the same time. eco-abg-6.jpg And to add more, they will plant a tree for each bag that purchased. Means, you also help to make this earth greener. So, what are you waiting for? Go grab some and make yourself stylish in a green and eco friendly way! Products are available at: www.ecoist.com (CSPV/JKT/VC07)
Related Article:

Organic dan Eco Fashion

Organic dan Eco Fashion

Pemanasan global sudah menjadi issue yang sangat mengkhawatirkan bagi kita semua.

Seperti yang telah kita ketahui, di Bali sedang diadakan UN Climate Change Conference 2007, sebuah pertemuan untuk membahas mengenai perubahan iklim dunia, termasuk juga kemungkinan alternatif perubahan bagi Kyoto Protocol.

Sepanjang jalan di Bali dapat terlihat pohon - pohon yang diberi spanduk bertuliskan berbagai macam pesan, seperti "Menjaga Pohon Untuk Anak Cucu", dan berbagai lainnya. Hampir sepanjang jalan - jalan utama juga terlihat spanduk - spanduk dipasang di pinggir - pinggir jalan.

Namun bukan tentang pertemuannya yang ingin saya bahas di sini, melainkan tentang apa yang dapat kita lakukan sebagai para pecinta fashion, untuk turut melakukan perubahan pada dunia yang kita diami sekarang ini.

Artikel ini sebetulnya telah saya tulis di blog pribadi saya sejak 15 April 2007, namun isinya masih sangat berkaitan dengan kondisi yang sekarang ada. Beberapa tambahan saya berikan di artikel ini untuk melengkapi. Semoga kita bisa melakukan yang terbaik dengan kapasitas kita masing - masing.

---------------------------------------------------

Kita mungkin telah sering mendengar tentang makanan organik, yaitu makanan yang ditanam secara alami, tanpa penggunaan bahan kimia apapun termasuk pestisida, diolah dan disajikan dengan cara yang sehat dan ramah lingkungan. Namun sebagian besar dari kita mungkin belum pernah mendengar atau tahu tentang Organic Fashion dan Eco - Fashion.

Meskipun mungkin di Asia dan terutamanya Indonesia, belum terlalu terdengar ataupun dikenal, Organic dan Eco - Fashion telah menjadi sesuatu yang sangat besar dan merupakan statement terdepan dari komunitas Fashion di negara - negara maju.

FASHION DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Tsunami, badai, banjir, dan lainnya hanya merupakan sebagian akibat dari perubahan alam yang tentunya berhubungan erat dengan kontribusi peradaban manusia. Salah satu di antaranya adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di seluruh dunia, termasuk pencemaran yang terjadi dari bahan - bahan kimia yang kita gunakan saat memproduksi kebutuhan sehari - hari dan industri kita, yang salah satunya adalah industri fashion.

Tidak dapat dibantah bahwa fungsi dan dampak dari fashion dalam kehidupan masyarakat kini sangatlah besar. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak pakaian yang kita kenakan sekarang, terbuat dari bahan sintetis seperti nylon dan polyester. Nylon dan polyester terbuat dari petrokimia yang menyebabkan polusi tingkat tinggi pada lingkungan, serta menyebabkan global warming (meningkatnya panas bumi dan suhu dunia yang menyebabkan mencairnya es di kutub dan menyebabkan ketidak seimbangan alam serta pergeseran benua pada akhirnya).

Keduanya juga merupakan produk yang sulit untuk didaur ulang. Untuk memproduksi nylon, nitro oksida "diproduksi" sebagai bagian dari prosesnya. Nitro Oksida merupakan salah satu gas yang berbahaya dalam efek rumah kaca (greenhouse) yang kekuatannya 310 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dan menyebabkan global warming.

Kain katun berwarna putih mungkin terlihat paling natural dan paling ramah lingkungan, namun pada kenyataannya, justru lebih tidak ramah lingkungan dibandingkan dengan kain sintetis kebanyakan. Kapas merupakan salah satu tumbuhan di dunia yang paling tidak ramah lingkungan.

Karena bukan ditujukan untuk makanan pangan, maka kapas secara rutin disemprot dengan campuran pestisida dan bahan kimia lainnya yang jauh lebih berat dan berbahaya daripada yang digunakan untuk tumbuhan pangan. Di negara - negara berkembang, bahkan 50% dari pestisida digunakan untuk menyemprot perkebunan kapas. Hasilnya tentu selain mencemarkan lingkungan, menyebabkan penyakit bagi para pekerja perkebunan, dan memutus rantai makanan secara alami bagi kehidupan hewani.

Bahan - bahan kimia yang digunakan selama proses pembuatan bahan - bahan dan pakaian ini, akan terus ada dan akan terus memberikan dampak pada penggunanya. Karenanya semakin sering kita dengar ada anak - anak dengan kesehatan yang kurang baik, harus menghindari penggunaan produk - produk berbahan dasar kapas, ataupun alergi terhadap kapur barus, dan lainnya.

Dengan banyaknya dampak buruk yang ada, maka sudah sewajarnya bagi industri yang berdampak besar bagi kehidupan manusia itu mulai memikirkan dan mengambil langkah untuk lebih menghijaukan industrinya.

Baik secara bersama - sama, maupun secara perorangan, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memelihara alam dengan lebih baik demi kenyamanan hidup bersama, dan kita bisa memulainya dari fashion, bidang yang kita cintai bersama. Semangat "menghijaukan" itu yang sedang dikumandangkan oleh seluruh komunitas fashion dunia.

Selain ramah lingkungan, produk - produk hijau ini juga mengusung trade fair berupa upah layak bagi pekerja, nilai jual bahan baku yang layak, serta nilai produksi dan nilai jual yang wajar. Berbekal harapan untuk kehidupan bersama yang lebih baik, lingkungan yang lebih nyaman, dunia tanpa kemiskinan, serta trade fair bagi semua negara termasuk negara - negara ketiga, sebagian dari komunitas fashion dunia mulai berusaha mengubah dunia dengan cara yang mereka ketahui, yaitu melalui Organic Fashion dan Eco - Fashion.

ORGANIC DAN ECO - FASHION
Organic Fashion berarti pakaian yang telah di produksi dengan penggunaan bahan kimia seminimal mungkin dengan dampak kerusakan pada lingkungan yang juga sangat minimal. Ini termasuk minimalisasi bahan kimia yang digunakan pada setiap langkah pemrosesan, mulai dari proses penanaman dan pemeliharaan bahan baku (kapas, bamboo, rami, dll), pengupasan, pemintalan, sampai hingga ke finishing menjadi produk jadi berupa pakaian, tas, dan lainnya.

Eco - Fashion ditujukan kepada pakaian dan produk fashion yang telah di produksi menggunakan produk - produk ramah lingkungan dalam prosesnya, termasuk produk dan pakaian organic. Produk Eco - Fashion dapat menggunakan bahan - bahan pakaian lama yang di recycle atau bahkan menggunakan material recycle lainnya yang diproduksi dari botol plastik, kaleng soda, dan lainnya. Eco - Fashion tidak selalu harus dibuat menggunakan serat organic.

Bagaimanapun fashion yang paling ramah lingkungan adalah produk - produk recycle dan pakaian vintage. Karena dengan menggunakan kembali, kita menggali fungsi dan menambahkan nilai secara keseluruhan. Sekarang ini di negara - negara maju, terutamanya Amerika, sudah banyak t-shirt architect ataupun green designer yang menggunakan produk - produk daur ulang dan bahan - bahan second hand untuk menghasilkan karya - karya mereka. Baik karya haute couture maupun ready to wear.

Banyak label fashion dunia yang telah menggunakan kain - kain vintage untuk musim ini, mengubah tekstil - tekstil lama menjadi funky dan orisinil. Hasilnya adalah penampilan yang anda inginkan tanpa menyengsarakan planet ini, style yang baik tanpa kerusakan alam.

Lebih jauh lagi, kini bahkan telah ada banyak show dan trade fair untuk produk - produk Organic dan Eco Fashion, seperti Global ECO Wholesale Trade and Fashion Show yang diadakan Febuari lalu di Las Vegas. Beberapa designer dan brand dunia seperti Giorgio Armandi dan Adidas juga telah menggunakan bahan organic seperti rami dan bambu untuk produk - produk terbaik mereka.

Angelina Jolie, Natalie Portman, dan designer Stella Mc. Cartney, merupakan beberapa Hollywood A-list celebrities yang juga secara konstan menggunakan produk - produk Eco - Fashion dan produk ramah lingkungan lainnya.

Di India, beberapa designer seperti Deepika Govind, Ritu Kumar, Rahul Mishra, dan Samant Chouhan juga secara konstan telah mendukung penggunaan produk - produk Organic dan menjadikan Eco - Fashion sebagai pilihan mereka.

Di Indonesia sendiri, desainer Ramadani A, dari Jogjakarta telah mendukung eco fashion dengan melakukan show dengan menggunakan kain batik daur ulang, hasil dari kain batik lama yang sudah tidak terpakai.

MASA DEPAN
Seperti biasanya, sebuah perubahan tidak pernah mudah untuk dilakukan. Begitu juga perubahan dalam dunia fashion ini. Masih kurang beragamnya jenis organic fashion yang dapat dipilih, membuat sebagian komunitas fashion masih belum yakin untuk beralih ke industry yang lebih hijau ini. Sebagian lagi juga mengkhawatirkan perbedaan cost yang cukup signifikan dalam proses produksi setiap jenis produk akan mengurangi profit yang didapatkan. Di sisi lain, permintaan dari konsumen belumlah tinggi, dikarenakan sebagian besar konsumen masih kurang aware dengan konsep "hijau" ini dan produk yang ditawarkan memang belum seberagam produk lainnya.

Namun dapat kita yakini bahwa, sebagai manusia yang beradab dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup lingkungan dan isinya, secara perlahan namun pasti, organic fashion dan eco-fashion akan menjadi pilihan yang tepat.

Di Indonesia sendiri, kita telah mengenal banyak jenis penggunaan bahan - bahan alami untuk produk fashion seperti kulit kerang, tulang, bambu untuk kancing, aksesoris dan lainnya. Kemudian penggunaan daun pisang, rotan, bambu untuk produk tas dan sepatu, namun secara keseluruhan, belum ada sistem dan konsep yang jelas tentang bagaimana membuat dan mengolah keseluruhan proses merupakan proses yang "hijau", keterangan tentang apakah bahan - bahan alami tersebut telah diolah menjadi serat - serat untuk bahan tekstil dan lainnya, dan apakah keseluruhan proses tersebut mengusung sistem fair trade.

Langkah terkecil dan termudah yang dapat kita lakukan justru adalah dengan mendaur ulang pakaian - pakaian dan produk fashion yang sudah tidak terpakai, menjadi produk - produk yang baru. Misalnya mengubah t-shirt2 lama kita menjadi t-shirt baru dengan desain yang unik, seperti yang dilakukan oleh para t-shirt architect di Diva on a Dime. Kini bahkan sudah tersedia banyak buku - buku fashion guide untuk melakukan transformasi pakaian lama menjadi pakaian yang baru dan unik sama sekali guna mendukung eco fashion sekaligus mengedepankan style personal masing - masing.

Bisa juga dengan mencontoh apa yang sudah Ecoist lakukan sebagai bentuk eco fashion sekaligus membantu negara - negara ketiga dan masyarakat tidak mampu dalam memberantas kemiskinan (no poverty! movement).

Pada akhirnya, mungkin seperti yang dikatakan oleh Katharine Hamnett, salah seorang desainer penerima penghargaan British Designer Of The Year, “The fashion industry tends to attract people with serious personality defects. They just want to be rich and famous. But at some point you have to decide: Are you going to mindlessly go the easy way or are you going to go the ethical way?”

Fashion Business: Fashion Forecasting

Fashion Business: Fashion Forecasting

Tadinya ingin membahas sedikit tentang seminar Trend Forcast Spring Summer 2008 dari Carlins yang saya hadiri waktu itu. Tetapi waktu sedang membuka blog pribadi saya, tiba - tiba saya menemukan artikel yang sudah menggambarkan dengan jelas apa yg ingin saya gambarkan sekarang ini. Artikel ini sebetulnya sudah saya tulis sejak 3 July 2006, lebih dari setahun yang lalu, tapi intinya masih tetap berlaku walaupun mungkin kurang detail.

Tadi sore sewaktu membuka e-mail, ada e-invitation dari WGSN untuk hadir ke acara cocktail drink dan mini seminar-nya di Hong Kong pertengahan bulan ini, yang akan membahas tentang fashion trend and fashion forecast selama beberapa season ke depan.

Sebenarnya cukup menarik, karena di sana seharusnya akan berkumpul ratusan atau mungkin ribuan pelaku dan pekerja fashion, mulai dari tingkatan stylist, designer, forecaster, sampai merchandiser, buyer, bahkan produsen dan para manufacturer kelas dunia, karena client perusahaan itu adalah perusahaan fashion kelas dunia. Tapi karena saya sendiri belum menghubungi pihak mereka, maka saya belum tahu jelas akan sebesar apa acaranya, dan tidak bisa memastikan apakah akan dibuat sebagai pertemuan atau seminar secara internasional, atau khusus untuk daerah Asia saja. Acara itu sendiri dikhususkan untuk member dengan restriction invitation only.

Selain kesempatan memperbesar jalur networking secara internasional, tentu saja yang paling menarik adalah seminar forecasting dan sistem yang akan digunakan itu. Hal ini disebabkan, selain forecasting itu adalah topik utama bahasan seminarnya, juga dikarenakan segala hal tentang fashion forecasting ini sendiri masih awam di Indonesia. Mungkin beberapa perusahaan multinasional dan internasional sudah menggunakannya, tetapi sejauh yang saya tahu, perusahaan – perusahaan lokal belum menggunakannya, dan bahkan tidak familiar sama sekali dengan sistem forecast, ataupun profesi sebagai fashion forecaster.

Selama ini kebanyakan pelaku fashion lokal, baik berupa apparel, bedding, interior, maupun dari pihak manufacturer, designer, buyer, media dan lainnya, kebanyakan mengambil informasi mengenai fashion dari luar negeri. Mari kita persempit topik bahasan menjadi khusus untuk bidang dan industri fashion apparel. Pernahkah anda berpikir, darimana orang – orang luar negeri itu mendapatkan informasi lebih cepat mengenai trend – trend terbaru yang akan digemari di seluruh dunia? Atau bagaimanakah rumah mode – rumah mode di seluruh Eropa bisa bergabung secara seragam mengusung Victorian style?

Bagaimana para desainer dunia bisa beramai – ramai bersatu padu menggunakan elemen batu Turquoise sebagai aksesoris, elemen fashion, dan lainnya? Bagaimana kumpulan atau persatuan fashion di Eropa sana bisa dengan tepat menyelaraskan proses produksi kain – kain bermotif vintage dengan gaya retro vintage atau classic vintage yang berbarengan dengan minat dan gaya desainer – desainer untuk mengusung gaya vintage secara mendunia?

Atau mungkin yang paling mudah adalah, bagaimana para desainer dan rumah mode dunia bisa menciptakan dan mempersiapkan trend dan sample – sample fashion runway untuk Spring-Summer 07 padahal sekarang ini baru saja Spring – Summer 06? Bagaimana mereka bisa mengetahui bahwa model – model itu akan diminati di seluruh dunia, dan sambutan customer akan sangat baik terhadap semua itu?

Karena trend? Betul. Tapi trend tidak datang bersama angin. Trend datang bersama kerjasama yang baik untuk mempopulerkan sesuatu. Sesuatu bisa disebut trend karena banyak peminatnya, banyak pemakainya, dapat terlihat di mana – mana, oleh karenanya baru bisa dikatakan sebagai trend. Mungkin para komunitas indie akan menyebutnya mass taste. Dan ya, itu berarti pasaran. Tapi memang begitulah trend itu tercipta.

Dan bagaimana menentukan trend? Di sinilah fungsi forecasting. Dan di sinilah fungsi perusahaan – perusahaan forecasting. Sebagaimana arti sebenarnya, forecasting berarti: tell in advance (what is likely to happen) – Oxford Dictionary, yang berarti memprediksikan atau memberitahukan sejak awal apa yang akan terjadi. Jadi fashion forecasting berarti memprediksikan atau memberi informasi akan sesuatu yang akan menjadi trend atau digemari di masa yang akan datang.

Informasi akan sesuatu itu bisa berupa trend warna yang akan disukai pada musim tertentu, trend kain dan motif yang disukai, trend style tertentu, dan lain sebagainya. Kedengarannya mudah, tapi anda akan kaget apabila mengetahui betapa rumitnya itu semua. Mungkin untuk memperjelas, menentukan trend nya itu sendiri memang cukup mudah, tetapi memastikan bahwa trend itu yang benar – benar akan menjadi trend dan LARIS MANIS, itu yang saya yakin anda semua setuju, tidak mudah.

Kebanyakan orang mengira bahwa trend dan segala sesuatu tentang fashion adalah berasal dari desainer. Dan kebanyakan memperkirakan bahwa desainer lah yang menentukan segala hal mulai dari warna, jenis kain, pemilihan kain, hingga selera pasar, dll. Apabila satu rumah mode, satu brand, atau satu desainer menjadi favorit dunia, maka itu adalah kehebatan sang desainer. Memang tidak dipungkiri, kepiawaian sang desainer sangat penting dalam sebuah karya. Tetapi di balik semua itu, untuk proses sebuah perusahaan berskala besar, peran desainer hanyalah satu bagian kecil dari keseluruhan proses.

Memang, biasanya para desainer lulusan sekolah mode sudah dibekali dan diajarkan bagaimana untuk melakukan forecasting yang paling dasar. Minimal biasanya diajarkan bagaimana memprediksikan trend hingga untuk satu season ke depan. Yang paling umum, saat musim sekarang adalah Spring – Summer, maka desainer seharusnya sudah bisa memprediksikan trend untuk Fall – Winter di tahun yang sama, karena apabila desainer telah atau berniat untuk melakukan transaksi secara global, maka sample – sample untuk satu musim di depan sudah harus dikirimkan kepada agen- agen, buyer butik, dan buyer dari dept.store, sejak satu musim sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi proses produksi yang biasanya memakan waktu 3 - 4 bulan untuk satu koleksi hingga siap dipajang di toko atau butik. Belum lagi apabila koleksi tersebut harus dikirimkan ke luar negeri yang tentu memerlukan waktu pengiriman sekitar 1-2 minggu melalui udara atau 1-1,5 bulan melalui laut.

Namun apabila kita berbicara mengenai perusahaan fashion besar, multinasional, rumah mode internasional, dengan ratusan atau bahkan ribuan cabang yang tersebar di seluruh dunia, prediksi satu musim ke depan saja tentu tidak akan berguna. Dengan skala resiko yang besar, perusahaan harus memastikan bahwa apa yang mereka produksi, apa yang mereka jual, apa yang mereka tawarkan, akan dilahap habis oleh para customer. Perusahaan – perusahaan itu juga harus memastikan bahwa koleksi mereka untuk musim ini akan memiliki benang merah dengan koleksi musim depan, dan begitu seterusnya. Dengan begitu, dalam setiap perpindahan musim, kain – kain dan motif – motif yang telah digunakan masih bisa digunakan kembali dengan pengaplikasian yang berbeda.

Hal ini juga dilakukan untuk memastikan agar customer terus kembali dan membeli produk mereka dikarenakan sebuah alasan “eh, yg ini cocok tuh sama yg waktu itu aku beli di sini”.., anda tentu sangat familiar dengan kalimat itu bukan? Dan tanpa sadar tahu – tahu anda sudah menjadi salah satu customer loyal brand atau desainer tertentu hanya karena anda selalu bisa menemukan padanan untuk produk yang telah anda miliki sebelumnya.

Jadi setelah sepanjang ini, siapa pemain di belakang layar yang memiliki sumbangsih yang besar selain desainer? Dan apa hubungannya dengan forecasting yang dibahas di awal? Jawabannya adalah rangkuman dari dua pertanyaan tersebut. Perusahaan forecast atau para fashion forecaster lah yang berperan besar dalam semua itu.

Pabrik kain perlu mengetahui warna – warna apa yang akan menjadi trend, dan motif bagaimana yang akan disukai para desainer dan pabrik pakaian. Pabrik pakaian dan para desainer perlu mengetahui bagaimana selera konsumen dan trend yang akan sukses di pasaran. Para buyer dan merchandiser perlu mengetahui produk – produk seperti apa yang akan membuat penjualan di butik , toko, atau dept. store mereka meningkat, serta produk – produk seperti apa yang akan dan perlu untuk di stock. Para konsumen perlu mengetahui trend – trend apa yang akan heboh di musim ini, termasuk rancangan dan style seperti apa yang akan menjadi favorit. Sekarang anda mengerti mengapa forecaster itu berperan besar?

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mereka melakukannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan sekaligus menjelaskan pernyataan sebelumnya tentang 'memastikan trend tersebut laris manis, itu yang sulit'.

Para forecaster yang bergabung dengan perusahaan forecaster itu, menganalisa semua informasi tentang fashion apparel yang ada di muka bumi ini. Ini apabila fokus mereka adalah secara internasional. Biasanya terbagi lagi secara regional misalnya trend di Eropa, di US, di Asia Tenggara, dan lainnya tergantung bagaimana pembagian mereka. Dan dari sini dibagi – bagi lagi menjadi trend setiap kotanya, misalnya trend di Jakarta dan Bandung tentu berbeda, lalu dianalisa lagi melalui ras, golongan, dan sebagainya. Kemudian mereka juga mengumpulkan informasi fashion show dari seluruh dunia, majalah, rekap penjualan dari dept. store – dept. store terkemuka, website- website fashion dunia, dan sebagainya. Dari sini mereka bisa menganalisa apa yang tinggi penjualannya dan apa yang tidak. Apa yang disukai oleh masyarakat daerah ini dan apa yang tidak. Dan dengan pengumpulan data selama bertahun – tahun, bisa dianalisa siklus perputaran mode beserta perubahan – perubahan yang mendominasi untuk tahun berikutnya.

Mereka juga mengumpulkan para fashion talent yang selalu mencari tahu style – style original dari masyarakat daerah tertentu. Mereka menganalisa perubahan masyarakat, pandangan sosial, kultur, dan lainnya. Hal ini dilakukan secara terus menerus dan berkala, hingga mereka menemukan suatu formulasi untuk menentukan trend yang akan datang secara garis besar, dan sisanya merupakan adaptasi mereka terhadap apa yang sedang bergulir dan berlaku secara sosial dalam masyarakat. Jadi secara garis besar dan sebagai permukaan yang paling luar, para fashion forecaster melakukan analisa fashion berdasarkan data – data fashion secara personal, sosial, culture, demographic, sosiographic, dan geographic yang terus menerus di update, berikut memperkirakan dan menilai segala gejala fashion yang akan berubah sewaktu – waktu.

Dengan begitu, apabila ada sebuah perusahaan Indonesia misalnya, yang ingin membuka usahanya di Dubai atau di London, mereka dapat menggunakan jasa perusahaan (atau perseorangan) fashion forecaster ini untuk memperkirakan produk – produk apa yang sebaiknya dijual di Dubai, dan selera orang – orang di sana seperti apa, sistem penjualan seperti apa yang harus digunakan dan lainnya. Perusahaan forecaster yang bagus biasanya disertai dengan divisi marketing strategy nya, di mana mereka juga bisa memprediksikan strategi terbaik yang bisa digunakan untuk setiap daerah dan komunitas tertentu.

Sampai di sini, saya rasa anda sudah bisa mengerti mengapa saya katakan semua ini tidak semudah apa yang terlihat. Ada banyak research yang dilakukan, ada banyak profesional di bidangnya yang dilibatkan, dan ada banyak elemen yang dipakai untuk menentukan sesuatu menjadi berhasil dan menjadi trend. Dan forecasting itu jelas sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar “trend musim depan warna – warna carnaval”, karena melibatkan keseluruhan industri yang ada.

Sebagian dari anda yang mungkin bergerak di bidang fashion skala kecil atau menengah mungkin akan berkata, “Ah itu kan untuk skala besar, kalau skala kecil seperti saya mah ga usah pake begitu-begituan deh”. Bahkan ada seorang teman saya yang berprofesi sebagai seorang desainer yang menanyakan “Memang forecasting doank berguna?” dan saya katakan, “Tunggu sampai kamu melihat angka – angka biru di pembukuan kamu yang merupakan angka – angka hasil dari penghematan stock barang yang salah dan berlebihan, pemasukan dari penjualan yang berputar dengan cepat karena prediksi fashion yang benar, cashflow yang sehat, dan jumlah customer loyal yang datang dan bertambah karena merasa cocok dengan style fashion yang kamu tawarkan. Dan saat itu saya ingin menanyakan kembali apakah fashion forecasting itu tidak berguna?”

Tentu saja untuk usaha skala kecil dan menengah tidak perlu lah mempekerjakan perusahaan forecaster, karena biaya yang dikeluarkan tidak akan tanggung – tanggung. Tapi cukuplah mempekerjakan seorang forecaster atau team forecaster yang memiliki kemampuan di bidangnya secara profesional. Atau apabila anda memang betul – betul bergerak di skala kecil dan budget anda sangat pas, usahakan untuk melakukan forecasting sendiri minimal untuk satu musim ke depan. Caranya? Kumpulkan majalah dan informasi fashion sebanyak mungkin. Walaupun mungkin forecasting anda tidak 99% akurat, tapi minimal 50% akurat pasti bisa. Dan saya sangat yakin 50% akurasi dalam forecast anda, sudah akan sangat membantu cashflow usaha fashion anda.

Apabila anda masih penasaran dengan apa yang akan terjadi dengan fashion forecasting yang memiliki 99% akurasi, maka bayangkanlah sebuah brand ternama yang bisa anda ingat, yang memiliki ratusan cabang di seluruh dunia, menjual produk pakaian dengan harga yang termasuk kategori barang mewah. Tidak tidak, jangan pikirkan mengenai pemasukannya, tetapi pikirkan mengenai berapa besar tax yang harus dibayarkannya, kemudian berapa besar pemasukan negaranya dari devisa dan tax yang dibayarkan oleh satu brand itu. Sudah terbayang? Sekarang kalikan dengan seratus saja. Sebagaimana satu negara memiliki seratus brand seperti itu. Sudah terbayang? Itulah hasil dari 99% akurasi: Perancis- kiblat fashion dunia.

Fashion Forecaster vs Fashion Stylist

Fashion Forecaster vs Fashion Stylist

Apa bedanya Fashion Forecaster dan Fashion Stylist? Apa fungsi keduanya dan mana yang lebih penting? Sebetulnya artikel ini sudah ada di artikel Fashion Business: Fashion Forecasting, namun untuk mempermudah pencarian, saya post juga sebagai artikel terpisah.

Fashion forecaster beda tugasnya dengan fashion stylist.

Fashion stylist itu lebih ke bagaimana menciptakan suatu tampilan yang menarik untuk sosok dan tema tertentu. Jadi stylist itu kerjanya memadukan produk - produk yang ada, untuk dijadikan satu tampilan yg bagus dan sesuai dengan kepentingan styling tersebut.

Stylist juga beda - beda sebetulnya, misalnya:
- stylist untuk majalah atau photoshoot yang disebut fashion stylist
- stylist untuk image building and communication yang disebut personal stylist/ celebrity stylist/ corporate stylist/ dll
- stylist untuk display retail store dan sejenisnya biasanya disebut visual designer/ visual stylist/ window display stylist.

Skill untuk masing2 title juga berbeda, sesuai kebutuhan di scope tersebut. Umumnya keahlian yang harus dikuasai biasanya lebih ke struktur tubuh, struktur pakaian, kombinasi warna, style dan era fashion history, sedikit costume fashion, dan sedikit photography skill seperti angle, lighting, dan pose. Bisa make up and hair do basic is a plus.

Sedangkan fashion forecaster tugas utamanya adalah memprediksikan apa - apa yang akan menjadi pilihan dan kesukaan market di masa mendatang. Misalnya tren apa yang akan in, detail apa aja yang akan disukai, warna dan jenis bahan apa yang menjadi pilihan, dsb.

Keahlian utamanya biasanya lebih mencakup ke arah pengetahuan mendalam tentang history, tren, dan style fashion. Termasuk pengenalan material, warna, struktur, dan komposisi detil fashion termasuk pola, ilustrasi, dan styling. Tapi yg paling utama tentunya adalah kemampuan untuk membaca, mengenali dan menganalisa selera dan perilaku market dari database yang ada.

Jadi kalau fashion stylist itu mengkombinasikan apa yang ada dan menyuguhkannya kepada kita, fashion forecaster itu tugasnya memprediksi bentuk ciptaan yang akan digunakan untuk disuguhkan nantinya itu. Fashion forecaster membantu fashion designer pada proses pembuatan dan desain, stylist membantu fashion designer setelah produk jadi dan siap dipasarkan.

Kalau fashion stylist sering kita lihat berlari ke sana ke mari untuk memadukan produk dan berkarya, fashion forecaster justru lebih banyak berada di belakang meja dan tumpukan data. Kira2 begitu gambaran singkatnya.

Kalau pentingan mana, menurut aku sih keduanya penting, karena keduanya memegang peranan cukup vital. Terutama di industri retail yg termasuk butik2 kecil tentunya. Forecast itu akan membantu si pemilik butik mengetahui produk2 apa saja yg akan in nantinya dan itu tentu membantu sekali untuk menentukan produk2 apa saja yg harus di stock. Dengan begitu perputaran uang atau cash flow nya juga bagus dan meminimalisasi stock mati.

Nah stylist tentunya akan membantu butik - butik tersebut untuk menciptakan image butik di mata para pelanggan dan sekaligus menciptakan keinginan untuk membeli produk2 yang di styling tersebut. Seringkali kita beli barang yang sebetulnya simple2, tapi waktu kita lihat di patung bagus sekali. Atau contoh lainnya produk2 Kate Moss di Top Shop yang kalau dilihat2 isinya hanya basic2 semua tapi waktu dia styling sendiri, hasilnya oke. Kira2 begitu :)

Kalau untuk butik kecil, mungkin yg bagus adalah punya styling yg kuat dan untuk fashion forecastnya serahkan pada yg bisa melakukan atau oursourcing aja dengan skala kecil tentunya. Karena butik kecil kan belum terlalu butuh info dalam skala detail.

Btw butik kecilnya juga harus dilihat lagi, apakah butik kecil itu butik yg punya in house designer dan mini production, atau butik yg hanya menyediakan produk2 yg dibeli dari supplier. Keduanya penanganannya beda.

Berikut ini saya post juga di bawah contoh2 fashion forecasting dan fashion styling yg pernah saya buat sebagai gambaran perbandingan.

Gambar utama artikel, gambar 1,2, 3 di bawah adalah beberapa forecast sederhana untuk trend, motif, dan warna SS07.
Gambar 4 di bawah adalah contoh gambar styling sederhana untuk photoshoot.

Saya sebut sederhana karena memang fungsinya hanya untuk penggunaan secara umum dalam skala kecil, jadi tingkat kedetilannya rendah. Untuk skala besar seperti retail store atau industry, biasanya forecast akan berupa gambar Ilustrasi berwarna, gambar 2D, gambar pola, kolase, contoh warna, contoh kain, dll. Sedangkan untuk styling biasanya akan ada ilustrasi, mood board, story board, kolase 3D, hingga hasil foto percobaan dengan dummy.

Pertimbangan Dalam Memilih Sekolah Fashion / Mode

Pertimbangan Dalam Memilih Sekolah Fashion / Mode

Sedikit sharing tentang beberapa pertimbangan yg mungkin akan dibutuhkan dalam memilih sekolah fashion/ mode yg cocok dengan kebutuhan..

* Pastikan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang diinginkan. Apakah nantinya ilmu tersebut akan digunakan untuk memperdalam bidang fashion couture ataukah untuk retail industry, atau hanya sekedar untuk menambah ilmu dan pengetahuan untuk mendukung bidang pekerjaan lain yang akan atau sedang dijalankan.

* Apabila lebih ke arah couture, dalam arti lebih mengutamakan teknik pembuatan dan nantinya akan lebih mengutamakan produk - produk made by order, maka pilihlah sekolah yang terkenal dengan pengajar - pengajar yang sudah berkecimpung di dunia fashion sebagai fashion designer maupun pattern making dan memiliki kurikulum mengenai art dan fashion history. Nantinya ini akan sangat dibutuhkan dalam perjalanan menuju ke arah tersebut.

* Untuk ke arah couture, skill yg harus diutamakan adalah pemahaman teknik yang beragam, pattern making, human body, detail dan tekstur tekstil, jenis tekstil, dan era atau sejarah.

* Apabila ke arah retail industry, biasanya akan lebih banyak bergelut dengan sistem, spesialisasi teknik dan job description, serta bekerja dengan produk - produk massal. Karenanya, pilihlah sekolah yang memiliki kurikulum fashion management, fashion business, fashion merchandising, fashion styling dan terutamanya pengajar - pengajar yg telah memiliki ilmu dan pernah bekerja di perusahaan - perusahaan retail besar baik nasional maupun internasional. Akan lebih bagus lagi apabila di sekolah tersebut tersedia berbagai mesin - mesin yang berhubungan dengan industri fashion, karena itu akan menjadi nilai tambah dalam melengkapi kemampuan anda untuk mengoperasikan sistem yang ada.

* Untuk ke arah retail industry, karena nantinya hampir sebagian besar akan menggunakan sistem, baik untuk produksi, processing, maupun penjualan, maka yang dibutuhkan adalah kemampuan memahami struktur dan sistem. Biasanya ntuk retail industry, produk yang dibuat tidak terlalu rumit dan lebih umum, jadi teknik yang digunakan biasanya lebih sederhana, namun pattern making harus kuat dan tingkat ketelitian harus tinggi. Akan lebih baik apabila menguatkan di satu bidang tertentu dan pemahaman akan jenis tekstil termasuk jenis benang, berat, dan teksturnya adalah nilai tambah yang sangat baik.

* Apabila ditujukan hanya untuk melengkapi atau menambah ilmu dan digunakan untuk mendukung pekerjaan yang akan atau sedang dijalankan, maka harus dilihat kembali berdasarkan pekerjaannya tersebut. Apabila pekerjaan yg dilakukan adalah fashion stylist, maka fashion history, garment, fashion styling, dan color adalah beberapa kurikulum yang harus diambil. Sisanya akan dikombinasikan dengan fotografi, lighting, dan ilustration. Apabila pekerjaan yg dilakukan adalah fashion journalist, maka fashion writing, fashion history, dan fashion photography adalah beberapa yg penting untuk diambil. Apabila pekerjaan yg dilakukan adalah fashion merchandising, maka fashion management, retail business, fashion technology, dan consumer behaviour adalah beberapa yg penting untuk dikuasai. Dan masih ada banyak lagi tergantung dari jenis pekerjaan yg dituju.

* Bila ditujukan untuk melengkapi pekerjaan atau bisnis, misalnya memiliki butik dan ingin memperdalam ilmu fashion, maka disesuaikan saja dengan kebutuhan yang dirasa kurang. Misalnya apabila yang diinginkan adalah pengetahuan mengenai perputaran stock, maka trend, fashion forecast dan consumer behaviour mungkin bisa jadi pilihan utama. Atau apabila yg dirasa kurang adalah kemampuan memanage, maka fashion business dan merchandising bisa dijadikan pilihan. Atau apabila ingin memperbesar bisnis dan mengikuti alur international, maka fashion management bisa dijadikan pilihan. Dll.
* Mengenai tingkat jenjang pendidikan juga tergantung kebutuhan. Apabila berencana bekerja di perusahaan besar dan atau perusahaan internasional, maka S1 adalah minimal jenjang yang harus dituju, karena mereka membutuhkan educational background yg tinggi. Namun apabila yang dituju adalah menjadi desainer ataupun hanya untuk melengkapi ilmu saja, maka jenjang pendidikannya bisa berupa D3 atau hanya berupa kursus dasar saja. Ini bukan berarti jenjang pendidikan tidak penting, melainkan karena jenjang - jenjang tersebut hanya menambah pengetahuan basic yang akan digunakan sesai tingkat kepentingannya saja. Apabila digunakan untuk melengkapi pekerjaan atau menambah ilmu, maupun untuk menjadi desainer, maka yg lebih dibutuhkan adalah praktek di lapangan, kreativitas, serta mengasah kepekaan yang hanya bisa didapatkan melalui observasi, percobaan dan praktek langsung dari kesalahan yg dibuat.

* Beberapa pekerjaan di bidang fashion yg bisa menjadi pilihan adalah:
o Fashion Designer
o Fashion Stylist
o Fashion Journalist / Writer
o Fashion Photographer
o Fashion Merchandiser
o Fashion Forecaster
o Visual (Fashion) Designer
o Fashion Lecturer
o Pattern Maker
o Color Stylist
o Fabric Designer
o Quality Control
o Fashion Product Development
o Fashion Marketing
o Fashion Management
o Fashion Business
o Textile Development
o Trend Analyst
o Fashion Event Management
o dan masih banyak lagi. :)

Yah..itu saja yg bisa dibagi sekarang ini. :) Ilmu dan pengetahuan saya masih amat sangat sedikit, tapi moga2 cukup berguna ya sebagai bahan petimbangan. Tolong ditambahkan dan dilengkapi ya.

lomba

Kembali ke Tradisi Sederhana dan Elegan

busana-han

Kiri: Pemenang I untuk asesoris busana terbaik kategori Busana Birokrat - busana dinasti Tang. Kanan: Peraih hadiah I untuk kategori Upacara Ritual oleh Wang Shaoqing dengan tema 'Shun' (sekejap). (DAI BING/EPOCH TIMES)
Acara Lomba Disain Busana Han yang pertama kali diselenggarakan oleh NTD TV sukses dipentaskan di Ballroom Prince George di Manhattan, New York, 19 Oktober lalu. Lebih dari 20 orang peragawan peragawati memperagakan keindahan busana Han yang diberi tema Kembalinya Busana Han itu di atas panggung berbentuk huruf U.

Dari ribuan hasil karya yang terdaftar hanya 250 kar-ya yang lolos seleksi, yang merupakan karya para disainer yang berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Perancis, Australia, Malaysia, Korea, Tiongkok, Hongkong, dan juga Taiwan. Banyak di antara peserta yang datang ke New York, untuk menyaksikan secara langsung dua sesi fashion show tersebut yakni sesi 'busana resmi' dan 'busana sehari-hari'.

Dalam konferensi pers selepas babak final, para dewan juri menyatakan, banyak di antara disainer yang dapat menginterpretasikan tema dan konsep perlombaan ini dengan baik. Pemenang dari kedua kategori baik busana resmi maupun busana sehari-hari, semuanya menampilkan kesan sederhana namun anggun dan elegan, juga mampu mencerminkan ciri khas busana dari jaman dinasti Tang, Song, maupun Ming, serta memancarkan kharisma budaya tradisional Tiongkok, dan sangat aplikatif.

Kalangan busana modis dan para pakar fashion dari New York yang hadir menyaksikan perlombaan akbar ini mengatakan, busana Han yang ditampilkan pada perlombaan ini akan menjadi tren busana modis umat manusia di masa depan, ada semacam efek meluruskan moral dan juga mampu mendorong tradisi turun temurun.
Kebanggaan busana dinasti Tang, Song, Ming

Ketua dewan juri lomba disain busana Han, Pan Hong, mengatakan, seputar tema perlombaan kali ini yakni Kembalinya Busana Han, para peserta mengembangkan segenap kebolehannya masing-masing.

Dari aspek tema, ada yang memiliki konsep unik, ada yang menonjolkan nuansa kecantikan abadi, ada yang menonjolkan relaksasi alami, ada yang menampilan daya tarik kaum bangsawan yang elegan, ada yang mengusung konsep Buddha dan Tao, ada yang menonjolkan keceriaan dan kemakmuran dunia.

Dari segi metode dan gaya rancangan, ada unsur ka-rismatik pria terpelajar, juga kecantikan dan keanggunan wanita.

Ada yang menampilkan deru kebebasan gurun pasir, ada keindahan seperti dewi duduk diatas bunga lotus, ada yang hobi dengan menggunakan teknik menggunting kertas tradisional, ada yang memfokuskan pada selendang pundak dan hiasan permata pada dompet dari Dinasti Ming, ada banyak lagi yang menemukan inspirasi desain mereka dari karya puisi dinasti Tang dan Song, serta lukisan dan ukiran pada dinding gua Dunhuang.

Seorang desainer busana terkemuka dari New York yakni Prince Williams III berkata, "Semua busana ini sangat indah, dengan berbagai macam busana yang ditampilkan, seumur hidup saya berkecimpung di bidang rancang busana, baru kali ini melihat pameran busana Han."

Perancang busana yang besar di Paris ini mengatakan, "busana - busana Tiongkok ini terlihat sangat anggun, sangat indah, sangat ramah, membuat setiap orang yang melihatnya ingin me-ngenakannya."

Fotografer dari Fire Ma-gazine New York yang bernama Shown Punch mengatakan, "Semua busana ini sangat indah anggun, sangat beraneka ragam, dan sarat dengan nuansa - nuansa sejarah." Selain itu ia juga sangat mengagumi penampilan dan karisma serta kemampuan para peragawan/peragawati dalam pameran.
Merasakan makna kebudayaan, menemukan kembali akar bangsa Han

Sumber, makna dan cikal bakal dari budaya busana dinasti Tang, Song dan Ming dalam 5.000 tahun sejarah Tiongkok, diawali dari panutan perilaku dan arah nilai yang murni baik dan murni indah dari para leluhur yang meliputi "Kebaikan, Kesetiaan, Kesopanan, Kebijaksanaan, Kepercayaan".

Ciri khas yang paling utama dari busana Han adalah kerah bersilang kancing ke kanan, lengan baju lebar dan panjang, sabuk kain untuk mengikat sebagai pengganti kancing, mengenakan busana Han ini membuat orang akan merasa indah dan berkepribadian dalam penampilan dan perilaku yang lembut dan rendah hati, dewasa dan bermartabat, serta sopan dan beradab.

Di antara para model yang menampilkan busana - busana Han tersebut, di antaranya terdapat orang Tionghoa dan ada juga orang Barat, dikolaborasikan dengan musik yang melantun lembut dan tenang, mereka melangkah dengan ringan berirama, memperlihatkan keindahan busana Han klasik secara alamiah.

Seorang perancang image terkenal dari Taiwan yang telah hijrah ke AS, Zhu Ruoyu, mengatakan bahwa ia sangat terharu menyaksikan pertunjukan lomba desain busana Han, dan sangat menikmatinya, "Saya melihat bahwa kita sebagai bangsa Tionghoa memiliki kebudayaan sendiri. Para perancang telah menghabiskan begitu banyak pikiran dalam merancang busana yang akan menjadi busana kita sehari - hari di masa yang akan datang, baik dari segi corak warna, bahan kain, maupun teknik pembuatannya sungguh luar biasa. Warna yang lembut serta memanfaatkan 4 unsur utama disain yakni --- momen yang tepat, tempat yang bagus, bahan yang indah, ketrampilan yang lihai, sehingga telah menampilkan kebajikan dari seorang wanita yang lembut, rendah hati, sopan, baik hati dan jujur."
Mempengaruhi disain dan konsep mode busana

Disainer busana dari Berlin bernama Rosemary Fruehauf mengatakan, "Saya sangat menanti-nanti pameran busana Han ini, saya ingin mengetahui para disainer bagaimana melepas kunci utama hitam-putih dari disain masyarakat Barat, namun juga tidak membuat orang merasakan hampa tiada rasa. Selesai menonton baru tahu betul-betul sangat indah, sangat cantik. Kaum pria bisa mengenakannya hingga begitu perkasa. Wanita dapat menjadi begitu anggun dan rendah hati."

Rosemary selanjutnya mengatakan, "pameran busana ini sama sekali beda dengan pameran busana yang kental bau bisnisnya, dia telah membimbing sebuah tren busana yang sama sekali baru, mendatangkan sebuah keindahan budaya busana yang alamiah, serasi dan damai, sehingga kita dapat merasakan ketentraman dan kenyamanan. Pameran busana ini sungguh sangat membesarkan hati orang, dia akan membawakan pengaruh yang positif bagi kalangan modis barat."

Zhu Ruoyu mengatakan, busana Tiongkok akan menjadi tren dikemudian hari. "Tren busana di masa yang akan datang condong ke Tiongkok, karena busana Tiongkok memiliki efek meluruskan kembali moral dan mendorong kebajikan dan nilai-nilai umat manusia. Misalnya sabuk pinggang mewakili keribawaan, kerah lebar ke samping mewakili kehormatan, dasi kupu-kupu mewakili wanita yang lembut cantik dan lain sebagainya."

Prince Williams III mengatakan "Tiongkok mempunyai sebuah kebudayaan yang sangat bagus, oleh karena itu saya kira busana Han akan mendapat sambutan yang baik di masyarakat barat, namun masih memerlukan satu jangka waktu."

Penduduk New York, Jack Lee yang hadir dalam pameran ini menyampaikan, "Saya merasakan era baru telah diam-diam tiba." Dia me-gatakan, pameran busana barat sebagian besar adalah memamerkan keindahan bentuk busana saja, pameran busana Han ini membuat kita mengetahui apa sebenarnya keindahan yang sejati, maka tidak sama perasaannya. "Ia telah meluruskan konsep manusia, meluruskan hati manusia dari aspek busana ini."

Memahami Adi Busana
INILAH.COM, Jakarta - Seringkali kita bicara masalah fesyen, tapi sebenarnya tidak mengerti istilah yang kerap muncul. Nah agar tidak membingungkan, di bawah ini terdapat beberapa istilah mode yang seringkali kita dengar.

Di antara busana, haute couture itu puncak kreasi. Orang Prancis melafalkannya of kutur. Artinya jahitan kelas tinggi (high fashion), kata Tomy Blai. Yus badudu bilang 'adi busana'. Orang Jawa bilangnya busana inggit karena hasil akhir memang unggul.

Jelas saja unggul, fantasi mustahil bisa menjadi nyata dalam karya adi busana. Sepotong gaun dapat tercipta tanpa sambungan sama sekali dibagian sisi, seperti umumnya cara orang membuat pakaian hal ini dimungkinkan karena teknik tinggi.

Bahan dililit langsung hingga mengikuti lekuk badan pakaian. Itu baru satu contoh kehebatannya di luar imjinasi. Dibuat hanya satu. Dan satu-satunya. Hanya untuk pemesan. Dibuat bisa untuk istri presiden, bisa juga yang lainnya. Karena begitu eksklusif bisa jadi petaka kalau ada yang meniru.

Kabarnya setiap gaun adibusana selesai dibuat rumah mode akan memusnahkan polanya. Sebanyak 80% persen pekerjaan dilakukan dengan tangan, bakan sekadar memasang payet atau manik-manik saja.

Menyambung setiap bagian baju sampai membuat lubang kancing menggunakan ketrampilan jari. Teknik menakjubkan ditonjolkan. Biasa dipakai atau tidak itu urusan nanti.

Kata sejarah:

Pionernya Charles Frederick Worth, pria kelahiran Inggris. Tahun 1857 dia buka rumah mode dijalan Paix No 7 di Paris, Prancis. Dia dianggap sukses karena bisa mendikte pelanggan untuk berpakaian sesuai keinginan perancang, bukan diatur pemesan.

Dia membawa tradisi busana kelas tinggi buatan kalangan istana. Orangpun menyebut profesinya couturier (baca kuturiye) perancang adi busana. Charles juga perancang pertama yang menempel merek baju busana ciptaannya.

Banyak perancang kemudian salah sangka. Baju adibusana dikira sebatas gaun malam. Karl Legerfeld untuk Chanel umpamanya membuat setelan jas siang hari yang tersohor itu dengan teknik adibusana.

Banyak perancang menciptakan adi busana dalam bentuk gaun malam karena pada gaun jenis ini, gagasan tidak terjegal batas. Tetapi risikonya muncul salah kaprah, gaun malam biasa yang dibuat dengan teknik busana siap pakai, ikut dipanggil adi busana. Padahal tidak semua gaun malam gemerlap itu adi busana.

Di Indonesia beberapa perancang senang menamai karyanya dengan sebutan couture. Mengaku rancangan itu kelas adi busana. Padahal bentuk di luar standar ide juga mencontek, bahan bukan orisinal tapi dibeli di toko bahan India di daerah Pasar Baru, Jakarta. Malah ada yang mengklaim ciptaannya adi busana karena busana memiliki bahan boneka manekin saat merancang.

Ternyata dia mendraperi, teknik menjuntai bahan biasa. Karya seperti itu masuk dalam adi busana. Hanya saja jenis kutur-kuturan, bukan adi busana sesungguhnya. Perancang tadi lebih pantas disebut perancang busana saja itu jauh lebih baik dari pada dipanggil perancang adi busana gadungan.

Kata ensiklopedia:

Adi busana itu juga pesanan perorangan berkualitas tinggi, bahan mahal, dijahit dengan perhatian luar biasa pada detail dan penyelesaian akhir. Kadang membuatnya menyita puluhan jam. Dikerjakan dengan tangan. Jelas harga jadi mahal. Tapi tampilan dan presisi dengan tetap prioritas pertama.

Adi busana itu harus menyenangkan, gila-gilaan nyaris tidak berdaya pakai.

Pada tahun 2007 di Paris tinggal tujuh nama perancang adi busana dari belasan di tahun-tahun sebelumnya.

Mereka Chanel, Cristian Dior, Cristian Lacroix, Givenchy, Jean Paul Goultier, dan Valentino. Tanpa Yves Saint Laurent, legenda adi busana yang telah mengundurkan diri.

Tidak mudah menjadi perancang adi busana. Harus diakui dan disetujui sindikat perancang adi busana Prancis. Pelanggannya tidak lebih dari 100 busana kaya di dunia. Hal ini diciptakan demi gengsi dan citra Paris sebagai pusat mode.

Pemerintah mendukung dan dana itu dialirkan karena sepotong gaun adi busana mencapai seratus juta rupiah. Nah itulah yang disebut dengan adibusana, terjaga keekslusivitasannya.

Minggu, 13 April 2008

halo

aku carikan gambar gambar buat referency kamu, mana yg kamu suka ya? salam
muji ananta